IBX582A7DF8CA9F4 IBX582A7E48D759A Berkebun Tin Skala Rumahan (Micro Farming dan Lesunya Mimpi Petani Cilik) - Petani Tin Karawang

Header Ads

Berkebun Tin Skala Rumahan (Micro Farming dan Lesunya Mimpi Petani Cilik)

Petani Tin (Karawang) - Kendala berkebun khususnya bagi petani rumahan pada umumnya berada di fase pemasaran. Dalam hal ini petani rumahan yang kami maksud yaitu siapa saja yang bercocok tanam dengan memanfaatkan lahan sempit di rumah masing-masing, artinya skalanya sangat kecil (micro farming).

Skala kecil tersebut, biasanya membuat petani rumahan tidak bercita-cita banyak, mereka berkebun hanyauntuk pemenuhan kebutuhan konsumsi pribadi saja. Tanpa ada harapan yang besar untuk bisa memasarkan apa yang mereka panen secara lebih luas. Jikapun mereka menjual semua itu karena ada pembeli yang datang, satu atau dua pembeli.

Kenyataan di atas terjadi dan dialami oleh banyak petani rumahan. Selain itu, bagi beberapa petani yang ingin mengembangkan kebunnya (mengembangkan marketing dan bisa bersaing dengan produk lain) akan mengalami kesulitan karena terkendala berbagai faktor, misalnya kapasitas produksi yang memang segitu-gitunya, legal formal, dan masih banyak lagi.

Micro Farming, Berkebun Tin Skala Rumahan


Dua realitas di atas, termasuk kendala utama yang sampai saat ini menyebabkan petani rumahan berskala kecil (micro farming) di Indonesia tidak dapat berkembang dan tidak pula bisa mengandalkan sektor tersebut sebagai income yang cukup untuk rumah tangganya.

Lalu, apakah kenyataan itu memang akan selalu begitu tanpa sedikitpun bisa diotak-atik, atau sebenarnya bisa dicarikan jalan keluar?

Menurut hemat kami, keduanya bisa dicarikan jalan keluar. Petani rumahan bisa menjadi petani yang memiliki produk bersaing di pasar sana, artinya produk mereka tidak sekadar berlarian ke dapur atau meja makan pribadi, atau paling jauh ke meja tetangga. Bagaimana caranya?

Membentuk Komunitas Petani
Jalan yang pertama yang harus dilakukan adalah membentuk komunitas. Tidak perlu dijelaskan lagi alasannya, pengalaman telah mengajari kita bahwa satu batang lidi tak berarti apa-apa, akan tetapi seratus batang lidi bisa menjadi sapu yang bermanfaat.

Komunitas ini merupakan wadah yang di dalamnya setiap petani bisa saling berbagi, saling melengkapi, saling memberi ide, gagasan, dan harapan untuk kemajuan bersama. Sehingga semua ide itu bisa digabungkan dan dijadikan satu gagasan bersama.

Langkah pertama merupakan titik riskan, di mana keberhasilan berikutnya bisa dikatakan sangat ditentukan oleh langkah awal ini. Rangkul semua petani rumahan, ajak berembuk, dengarkan, dan rangkum gagasan mereka.

Membuat Badan Hukum
Komunitas yang berbadan hukum akan memiliki kekuatan dan kemudahan dalam banyak hal. Maka jadikanlah kumpulan orang-orang itu sebagai kumpulan yang legal (memiliki badan hukum) selain untuk keperluan legal formal, badan hukum ini ke depannya akan sangat diperlukan untuk keperluan-keperluan komersial lainnya.

Dari mana biaya membuat badan hukum? Bila sendirian rasanya mungkin berat, bila dirembuk bersama-sama biaya menjadi terasa ringan. Biaya yang asalnya sekian juta bila dibagi sekian petani mungkin akan menjadi puluhan ribu saja.

Membangun SDM dan SDA
Setelah memiliki seragam dan payung hukum jangan berpuas diri terlebih dahulu, bangun SDM dan SDA setiap petani menjadi lebih matang. Sehingga mereka tidak sekadar bertani ala kadarnya, melainkan menjadi petani rumahan yang bisa menciptakan produk unggul dan siap bersaing di pasar sana.

Hal penting lain dalam proses pembangunan SDM dan SDA ini adalah membangun jaringan. Di mana setiap orang yang terhimpun dalam wadah tersebut bisa memberikan gagasan mengenai jaringan-jaringan yang diperlukan dan memungkinkan untuk keperluan kelompok tersebut. Semakin luas jaringan, semakin mudah mencari jalan.

Kelola, Produksi, dan Pasarkan
Berikutnya setiap petani rumahan diminta untuk bersungguh mengelola masing-masing kebun dengan harapan bisa menghasilkan bahan pokok/bahan produk yang unggul dan sesuai standar pasar.

Adapun urusan produksi kiranya tak bisa lagi ditangani petani supaya menjaga standar mutu, agar tidak terjadi perbedaan mutu antara produk petani yang satu dengan yang lain dalam komunitas yang sama. Maka urusan produksi ini karena telah terbentuk lembaga mesti diserahkan pada lembaga.

kebun tin dan zaitun karawang

Artinya lembaga/wadah menampung hasil panen petani rumahan dan mengolahnya menjadi produk yang siap jual. Lebih jauh lagi proses pemasaran juga tidak diserahkan pada individu melainkan sudah satu atap yakni melalui jalan yang sudah dibangun  bersama dalam bentuk lembaga.

Apakah semua proses di atas mudah? TIDAK! Sangat tidak mudah, caranya tidak instan akan tetapi dengan itikad baik dan keinginan untuk mencari kesejahteraan bersama, apa yang tidak mungkin? Intinya tanpa semua hal di atas petani rumahan akan tetap tergerus oleh produsen lain yang jauh lebih mapan. Secara garis kasar, kurang lebih seperti itu, realitasnya di lapangan tentu akan berbeda dengan realitas tulisan.

Selamat berkebun, selamat bersenang-senang. Mari berkebun, mari berbahagia. Jangan lupa mampir ke kebun kami Kebun Tin & Zaitun Karawang.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.